TERNYATA...Valentino Rossi adalah satu-satunya legenda MotoGP yang paling mendekati Giacomo Agostini. Berikut ulasannya, tak banyak rider MotoGP yang dipuja bukan cuma karena sedang
jadi juara. Dan Tak banyak rider MotoGP yang selalu jadi pusat perhatian
baik dari sisi positif maupun dari sisi negatifnya. Dari yang tak
banyak itu, Valentino Rossi adalah salah satunya.
Berikut ini adalah ringkasan perjalanan karir Valentino Rossi di ajang balap motor dunia sejak musim 1996 hingga musim 2010.
1996 Debut & Kemenangan Pertama
1996 Merupakan debut awal Valentino Rossi diajang balap motor dunia dimulai dengan
mengikuti kelas 125cc. Dengan motor Aprilia, Rossi menjadi rider tunggal
di team Scuderia AGV. Helm produksi Italia itulah yang berjasa membawa
Rossi ke balapan kelas dunia. Mungkin karena itu Rossi sangat fanatik dan
setia dengan AGV hingga kini.
Beda dengan rider lain kala itu yang biasa memakai nama belakangnya
di baju balap, Rossi menulliskan nama Rossifumi yang merupakan gabungan
dari namanya dan nama rider idolanya saat itu, Norifumi Abe (rider GP500
asal Jepang, lebih dikenal dengan nama Norick Abe). Rossi melewati
musim pertamanya dengan cukup mengesankan. Dia berhasil dua kali naik
podium. Sekali di posisi ke-3 dan satunya lagi sebagai juara seri. Di
kelasemen akhir, Rossi bertengger di peringkat ke-9.
1997, Awal Prestasi & Awal Permusuhan
Pada musim keduanya di kelas 125cc, Rossi mendapat sponsor baru dari
sebuah perusahaan beer Italia, Nastro Azzurro. Sedangkan AGV tetap
menjadi sponsor pribadinya. Berbekal pengalaman setahun, Rossi tampil
sangat dominan di musim 1997. Dari 15 seri yang digelar, Rossi meraih 11
kali juara seri, sekali runner-up dan sekali finish di posisi ke-3.
Merasa bisa menang dengan mudah, Rossi pun mulai “berulah”. Rossifumi
jadi pelopor rider dengan selebrasi unik. Dia pernah membawa (dan
mencumbu) boneka replika Claudia Schiffer, pernah juga bergaya ala
Superman & Robin Hood. Saat memastikan gelar juara ditangannya,
Rossi menggendong angka 1 yang berukuran besar.
Selain prestasi, tahun 1997 juga menandai dimulainya perseteruan
dengan Max Biaggi. Biaggi adalah rider idola Italia saat itu. Dia sudah
menjuarai GP250 tiga kali berturut-turut bersama aprilia, musim 1997 itu
Biaggi sedang mengejar gelar keempatnya bersama Honda. Seperti yang
diceritakan Rossi dalam buku autobiogafinya “What If I Had Never Tried
It?“, perseteruan itu berawal saat konferensi pers usai race di Syah
Alam, Malaysia. Berawal dari pertanyaan wartawan pada Rossi: “Apa kamu
ingin menjadi Biaggi versi 125cc?” Dengan cuek Rossi menjawab: “Maaf,
sepertinya justru dialah yang bermimpi ingin menjadi Rossi dengan motor
250cc-nya”. Jawaban Rossi itulah yang bikin Biaggi tersinggung berat.
Menjelang seri berikutnya yang berlangsung di Jepang, secara tak sengaja
mereka bertemu di sebuah restoran. Biaggi pun menghampiri Rossi lalu
berkata: “Sebelum berkomentar tentang diriku sebaiknya cuci dulu
mulutmu”. Dan perseteruan dua rider top Italia itupun dimulai.
1998, Naik Kelas
Berhasil menjuarai kelas 125cc, Rossi mendapat kesempatan naik ke
kelas 250cc pada musim 1998. Masih dengan pabrikan Aprilia dan sponsor
Nastro Azzurro-nya. Meski sebagai rookie, Rossifumi sudah jadi salah
satu kandidat juara. Dia bersaing dengan dua rider Aprilia lainnya,
Loris Capirossi dan Tetsuya Harada. Musim pertamanya di kelas 250cc pun
berakhir di posisi runner-up dibawah rekan senegaranya, Loris Capirossi.
1999, Tradisi Juara di Musim ke-2
Rossi mengganti (tepatnya menambah) lagi namanya dari Rossifumi jadi
Valentinik Rossifumi. Nama Valentinik adalah gabungan antara nama
depannya dengan nama tokoh komik idolanya. Selebrasi paling uniknya saat
itu adalah tepuk kaki dan masuk toilet di pinggir sirkuit Jerez
(selebrasi ini kemudian diulangnya lagi saat tampil di MotoGP 2009).
Seperti halnya saat di kelas 125cc, Rossi melalui musim keduanya
dengan fantastis. Naik podium sebanyak 12 kali dari 16 seri yang
diperlombakan, 9 diantaranya podium puncak. Rossi pun berhasil menggeser
Capirossi sebagai juara dunia kelas 250cc.
2000, Bergabung dengan Para Raja
Naik ke kelas 500cc, Rossi terpaksa meninggalkan Aprilia karena motor
500cc milik pabrikan Italia itu kurang kompetitif. Sebagai rider yang
potensial, tak sulit buat Rossi untuk mendapatkan tempat di kelas
puncak. Honda menyambutnya dengan senang hati. Kedatangannya di kelas
para raja bahkan langsung ditangani oleh dua nama besar yaitu juara
dunia 5 kali GP500, Mick Doohan beserta mantan kepala mekaniknya Jeremy
Burgess.
Sementara Max Biaggi menyambut musuh bebuyutannya dengan komentar
sinis. “Sekarang ia mesti mencopot dan menyimpan semua barang-barang
mainannya ke lemari, karena ia bukan badut kecil lagi saat ini”.
Kedua rider Italia itupun menjalani musim 2000 dengan lebih fokus
untuk saling mengalahkan daripada merebut gelar juara dunia. Puncaknya
terjadi saat GP Mugello. Keduanya saling susul menyusul di barisan
depan. Mereka benar-benar terobsesi untuk menunjukkan kepada publik
Italia siapa yang lebih hebat diantara mereka berdua. Yang terjadi
kemudian, keduanya terjatuh dan juara seri akhirnya direbut oleh rider
Italia yang lain, Loris Capirossi.
Rossi mengakhiri musim pertamanya di kelas puncak sama dengan musim
pertamanya di kelas 250cc, menjadi runner-up di kelasemen akhir.
2001, Raja Baru
Api permusuhan antara Valentino Rossi vs Max Biaggi yang sudah
membara di musim 2000 jadi semakin berkobar di musim 2001. Perang
terbuka sudah dimulai pada seri pertama yang berlangsung di sirkuit
Suzuka-Jepang. Berawal saat Rossi yang hendak menyalip Biaggi. Tak
disangka Biaggi menghalangi Rossi dengan menjulurkan siku tangannya.
Kontan hal ini membuat Rossi keluar lintasan. Beruntung dia masih bisa
menguasai motornya dan bisa balik lagi ke lintasan. Ketika akhinrnya
Rossi berhasil mendahului Biaggi, sambil melintasi tikungan Rossi
mengacungkan jari tengahnya.
Kejadian itu lantas menjadi berita besar di seluruh belahan dunia.
Banyak yang menyayangkan tindakan Rossi karena dianggap tidak pantas
dilakukan oleh seorang public figure dihadapan jutaan penonton yang
menyaksikan baik secara langsung maupun melalui siaran televisi. Namun
tak sedikit pula yang mengecam kelakuan Biaggi yang dinilai sangat tidak
sportif.
Permusuhan dua rider Italia itu nampaknya sudah tak bisa dibendung
lagi. Saat GP Catalunya, keduanya terlibat kontak fisik (berkelahi
sungguhan) sesaat sebelum naik podium. Meski tak satupun cameraman
berhasil mengabadikan kejadian tersebut, namun para wartawan bisa
mendengar dengan jelas keributan itu dari balik dinding. Sekali lagi
kecaman untuk kedua rider itu tak terelakkan.
Seri berikutnya di Assen, Dorna berinisiatif mendamaikan kedua rider
papan atas itu. Di hadapan ribuan wartawan, Rossi dan Biaggi bersalaman
dan menyungging senyuman. Namun toh kejadian itu cuma ceremonial belaka.
Nyatanya permusuhan mereka tak pernah surut, hanya saja sejak itu tak
lagi secara terang-terangan.
Musim 2001 ini merupakan yang terakhir kali kelas 500cc
diperlombakan. Rossi yang kala itu mulai menggunakan julukan “The
Doctor” berhasil menjadi juara kelas 500cc untuk terakhir kalinya.
2002, Masa Peralihan
Awal musim 2002 nasib The Doctor sempat menggantung. Itu lantaran dia
bersikeras tetap bertahan di team dengan satu rider. Sejak berlaga di
kelas 125cc hingga 500cc, Rossi memang tak pernah punya teamate. Namun
regulasi MotoGP mengharuskan team utama terdiri dari dua rider. Rossi
akhirnya “menyerah” dengan bersedia bergabung di team Repsol Honda hanya
beberapa hari menjelang seri perdana dimulai.
Musim 2002 adalah masa peralihan dari Grand Prix dengan mesin 2 tak
500cc ke MotoGP dengan motor 4 tak 990cc. Karena masih baru, hanya rider
dari team pabrikan yang menggunakan motor 4 tak, sedangkan rider team
satelit masih dengan motor 2 tak. Dengan situasi seperti itu, Rossi
tampil sangat dominan di musim 2002. Lawannya saat itu hanyalah Tohru
Ukawa yang merupakan rekan satu teamnya. Perlawanan rider Jepang itupun
boleh dibilang tak terlalu berarti. Sementara Max Biaggi tak terlalu
bisa memberi perlawanan karena motor Yamaha YZR M1 nya tak sebanding
dengan Honda RC211V yang dikendarai Rossi. Juara dunia kelas MotoGP pun
dengan mudah diraih oleh The Doctor.
2003, Rossi, Biaggi, & Musuh Baru
Merasa kurang bisa bersaing dengan motor baru Yamaha, Biaggi
memutuskan meninggalkan Yamaha dan beralih ke Honda. Team Camel Honda
Pons jadi tempat barunya. Valentino Rossi menyambut “dengan senang hati”
kedatangan The Roman Emperor di Honda. Inilah saatnya membuktikan siapa
yang lebih hebat diantara mereka. Maklum, sebelumnya Biaggi sering
“ngeles” dengan mengatakan kekalahannya akibat motor Rossi jauh lebih
baik.
Diluar dugaan, lawan utama Rossi di musim 2003 itu justru datang dari
team Telefonica Movistar Honda. Dia adalah Sete Gibernau, Rider Spanyol
yang saat itu baru pindah dari Suzuki. Walau begitu, The Doctor tetap
bisa mengatasi perlawanan Gibernau hingga memastikan gelar juara dunia
tetap ditangannya. Hal ini menimbulkan tudingan miring terutama dari
Gibernau dan Biaggi yang menganggap Honda meng-anak emas-kan Rossi.
Kesal dengan segala tuduhan miring itu, diakhir musim, Rossi
mengambil keputusan besar dengan memandatangani kontrak baru bersama
Yamaha. Kabar kepergian Rossi dari Honda jadi berita besar namun tetap
tak luput dari anggapan tak sedap. Rossi dianggap hanya mementingkan
nilai kontrak yang lebih tinggi. Sementara Honda menanggapinya dengan
melarang Rossi melakukan kegiatan apapun terutama test bersama Yamaha
hingga akhir tahun 2003.
2004, Membungkam segala Keraguan
Seri perdana MotoGP 2004 yang berlangsung di sirkuit Welkom-Afrika
Selatan bisa jadi merupakan salah satu seri yang tak akan pernah
dilupakan oleh Valentino Rossi. Disanalah untuk pertama kalinya Rossi
turun balapan bersama Yamaha. Disana pula Rossi bisa membungkan segala
keraguan tentang kepindahannya ke Yamaha. Di sirkuit itu Rossi berhasil
mempersembahkan gelar juara seri pertamanya untuk Yamaha yang dikatakan oleh Biaggi bahwa motor tersebut tidaklah begitu bagus. Hebatnya lagi,
Rossi meraihnya setelah memenangkan duel head to head melawan Biaggi.
Di tangan The Doctor, Yamaha YZR-M1 yang sebelumnya begitu susah
untuk menggapai podium berubah jadi motor yang tak gampang untuk
ditaklukkan. Saat MotoGP Australia di sirkuit Phillip Island, Rossi
memastikan gelar juara dunia pertamanya bersama Yamaha.
2005, Puncak Kejayaan
Valentino Rossi menjalani musim keduanya bersama Yamaha dengan lebih
enteng. Bersama Colin Edwards, Rossi berhasil menggasak semua titel
kejuaraan. Juara dunia Rider, Team dan Constructor. Rossi meraih 11 kali
juara seri dari 17 seri yang berlangsung. Namun di musim ini pula untuk
pertama kalinya Rossi memastikan gelar juara dunianya tanpa menjadi
juara seri. Itu terjadi saat MotoGP Malaysia (sirkuit Sepang).
Kejadian saat seri sebelumnya di sirkuit Motegi-Jepang nampaknya
membuat rider Italia itu memilih tampil safe di Sepang. Saat seri
Motegi, Rossi gagal memastikan gelar juara dunia ke-5 nya di kelas
puncak (ke-7 untuk semua kelas) gara-gara dia mengalami kecelakaan
bersama rekan senegaranya, Marco Melandri.
2006, Mahkota Sang Raja Pun Direbut
Prestasi puncak yang diraih Rossi dan Yamaha di musim 2005 ternyata
tak membuat pabrikan berlogo garpu tala itu menjadi tenang. Yamaha
memulai musim 2006 dengan sejuta rasa panik. Itu semua lantaran
keinginan The Doctor untuk meninggalkan Yamaha dan MotoGP menuju ajang
Formula 1.
Wujud kepanikan itu kemudian dituangkan dengan upaya untuk merombak
YZR-M1 agar bisa kompetitif dan easy riding walau dibawa oleh rider
manapun. Semua demi mengantisipasi kemungkinan jika benar Rossi pergi.
Sayang, usaha itu malah jadi malapetaka buat Yamaha.
Motor yang di musim sebelumnya begitu mendominasi berubah jadi motor
yang penuh masalah. Getaran keras setiap memasuki tikungan yang kala itu
terkenal dengan istilah “chatter” terus mendera Yamaha. Belum lagi
masalah teknis yang lain. Rossi sempat mengalami gagal finish dikarenakan masalah mesin. Yang pertama terjadi saat sedang memimpin race di
sirkuit Le Mans-Prancis. Kedua terjadi di sirkuit Laguna Seca-Amerika.
Ketiga saat di Shanghai karena masalah ban. Belum lagi beberapa insiden yang menimpa Rossi, diantaranya: ditabrak
Tony Elias saat seri perdana di sirkuit Jerez, lalu kecelakaan saat sesi
latihan di Assen yang membuat retak tulang pergelangan tangan The
Doctor. Dimana Valentino Rossi tertinggal 43 point diklasement sementara oleh Nicky Hayden
Serangkaian masalah serta beban berat untuk mempertahankan gelar juara
dunia akhirnya membuat mental Rossi rapuh juga. Seri terakhir yang
berlangsung di sirkuit Valencia menjadi kenangan buruk buat The Doctor.
Sempat terjatuh di lap ke-5 membuat Rossi harus kehilangan mahkota juara
dunianya. Dengan kalah 4 Point oleh Nicky Hayden.
2007, Rossi : dia adalah yang tercepat yang pernah ditemui dilintasan
Gagal mempertahankan gelar juara dunia di musim 2006 membuat Rossi
mengurungkan niatnya meninggalkan ajang MotoGP. Rossi bahkan bersedia
memperpanjang kontraknya dengan Yamaha langsung untuk dua musim. Sesuatu
yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Itu untuk mengembalikan hegemoninya di MotoGP. Akan tetapi, ada sesuatu yang tidak dia dia duga.....
Terlalu fokus menyempurnakan motor guna mempertahankan gelar juara di
musim 2006 membuat Yamaha keteteran dalam mengambangkan motor 800cc
yang mulai dipakai pada musim 2007. Di musim ini Rossi jadi
“bulan-bulanan” Casey Stoner yang menunggangi Ducati . Keadaan diperparah
dengan diberlakukannya regulasi baru tentang pembatasan penggunaan ban.
Sebelumnya, rider pengguna ban Michelin bebas memilih kompon ban yang
sesuai dengan karakter si pembalap dan karakter sirkuit. Produsen ban
asal Prancis itu pun terbiasa membawa ban dengan jumlah tak terbatas dan
dengan kompon yang sangat spesifik sesuai permintaan masing-masing
rider. Dengan adanya regulasi pembatasan itu membuat para rider Michelin
kalang kabut karena tak lagi punya banyak pilihan. Hal ini kontras
dengan rider pengguna Bridgestone yang sudah terbiasa “tak punya banyak
pilihan”.
Sekali lagi Rossi gagal meraih mahkota juara dunianya. Bahkan Rossi
juga gagal mempertahankan posisi runner-up di akhir musim. Itu lantaran
di seri terakhir Rossi tak berhasil meraih 1 poin guna mengamankan
posisi keduanya dari serangan Dani Pedrosa. Padahal saat itu Rossi sudah
nekat tetap tampil meski mengalami cedera akibat kecelakaan saat sesi
latihan. Lebih menyakitkan lagi, kegagalan itu bukan karena Rossi tak
sanggup menjalani race hingga finish tetapi karena motor Yamaha-nya
mengalami masalah. Dan Ducati Casey Stoner bagaikan kilat yang sangat cepat.
2008, Scusate Il Ritardo
Lagi-lagi Rossi mengawali musim kompetisi dengan berbagai komentar
miring. Kali ini lantaran keputusannya “memecat” Michelin dan “memaksa”
Bridgestone untuk menyuplai ban untuknya. Keputusan ini oleh berbagai
kalangan dianggap hanya merupakan upaya Rossi untuk mencari “kambing
hitam” atas kekalahannya di musim 2007.
Anggapan itu semakin nyata ketika di seri-seri awal Rossi keteteran.
Apalagi ketika rekan satu teamnya, Jorge Lorenzo lebih dulu merasakan
podium utama padahal dia memakai ban Michelin.
Rossi baru merasakan lagi indahnya naik podium tertinggi saat MotoGP
China di sirkuit Shanghai. Sejak itu Rossi kembali akrab dengan podium
utama. Gelar juara dunia yang dua tahun berturut-turut hilang pun
kembali lagi kepadanya. Tak salah kalau kemudian Rossi merayakan
kembalinya mahkota juaranya dengan memakai kaos bertuliskan “Scusate Il
Ritardo” (Sorry for The Delay).
2009, Kemenangan 100 & Musuh Dalam Selimut
Assen Sabtu, merupakan hari bersejarah buat Valentino Rossi. Di balapan kali ini "The Doctor" merengkuh kemenangan ke 100, sekaligus menyandingkannya bersama legenda MotoGP lainnya yaitu Giacomo Agostini satu-satunya pembalap yang memiliki kemenangan lebih banyak dari Valentino Rossi.
Pada tahun 2009, Valentino Rossi nampaknya sudah mencium gelagat kalau rekan satu
teamnya, Jorge Lorenzo bakal jadi lawan tangguhnya di musim 2009. Itu
sebabnya Rossi tetap meminta Yamaha agar tetap memisahkan managemen
antara mereka berdua. Rossi pula yang tetap bersikeras mempertahankan
tembok pemisah yang ada di paddock team Fiat Yamaha. Sebelumnya,
managemen berbeda serta tembok pemisah paddock itu ada karena antara
Rossi dan Lorenzo disupport oleh pabrikan ban yang berbeda. Di musim
2009 semua rider menggunakan ban Bridgestone, menyusul regulasi single
suplier tyre yang diberlakukan.
Dugaan Rossi tak meleset. Musuh terbesarnya musim itu memang Jorge
Lorenzo. Rider Spanyol itulah yang selalu membayanginya di lintasan.
Apalagi ketika Casey Stoner memutuskan istirahat guna memulihkan
kondisinya, praktis lawan Rossi “cuma” Lorenzo. Namu pengalaman dan
skill balapnya yang tentu saja lebih tinggi dibanding Lorenzo membuat
Rossi berhasil menambah koleksi gelar juara dunianya.
2010, Bye-bye Baby
Tak puas dengan managemen berbeda dan tembok pemisah, musim 2010
Rossi semakin menjaga jarak dengan Lorenzo dengan ditiadakannya
pertukaran data (data sharing) antara mereka berdua. Rossi memang sempat
berdalih kalau keputusan itu atas permintaan Lorenzo yang ingin
mengembangkan motor sendiri, namun tetap saja publik menganggap hal itu
adalah wujud keegoisan Rossi.
Rossi mengawali musim 2010 dengan penuh keceriaan setelah berhasil
menjadi juara di seri perdana di sirkuit Losail-Qatar. Sayang di dua
seri berikutnya yakni di Jerez-Spanyol dan Le Mans-Prancis, The Doctor
dihabisi oleh teamate-nya, Jorge Lorenzo.
Tak ingin semakin jauh tertinggal, Rossi bertekad menang di seri
Mugello-Italia. Sebagai rider yang pernah 7 kali berturut-turut meraih
juara disana, Rossi punya harapan besar menang dihadapan publiknya
sendiri. Namun sebuah insiden saat sesi latihan membuat Rossi harus
mengubur impiannya. The Doctor mengalami patah tulang kaki hingga
diperkirakan baru akan tampil saat seri ke-9 di sirkuit Brno-Republik
Ceko.
Kehadiran Rossi tentunya sangat dinantikan oleh MotoGP Mania seluruh
dunia. Bukan cuma oleh para penggemarnya tetapi juga oleh para rivalnya
di MotoGP.
Cerita memang belum berakhir, sang legenda akan segera kembali untuk menyambung kisahnya. Torno Subito, ciao…
Download Film Documenter Valentino Rossi :
FASTEST
FASTEST
Go...Go...Go.... The Legend....
BalasHapusMudah-mudahan di musim 2015 ini Rossi berhasil merebut kembali gelar juara dunia motogp.
BalasHapusForza VR 47
BalasHapusmemang benar benar legenda
BalasHapussalam
helm sepeda onthel
kalau rossi gak pernah mengalami patah tulang bisa bisa 10 kali juara dunia. wkwkwkw
BalasHapus